Minggu, 26 Oktober 2014

Hambatan dan Tantangan dalam Berwirausaha


Hambatan dalam Berbisnis

Dalam sebuah penelitian oleh A McKinsky & Company menjelaskan tentang 10 kendala bisnis dalam pertumbuhan dan pengembangan antara lain:

1. Tidak terjadinya penjualan
Dapat dijelaskan bahwa, Banyak UKM yang mencoba bangkit dari usaha yang minim menuju level yang lebih baik terhambat karena tidak terjadinya penjualan, atau dengan kata lain penjualan masih tidak menentu dan tidak dapat menyeimbangkan dengan potensi produksi. Sedangkan biaya produksi baik bahan baku, SDM, operasional, maupun biaya teknis tetap harus terbayar. 

2.  Biaya Awal yang tinggi
Biaya Awal yang tinggi adalah biaya untuk operasional dan perputaran awal. Dapat diartikan bahwa, ketika awal mula mendirikan sebuah usaha tentu menguras dana untuk membeli semua bahan baku dan pendukungnya, sehingga terkadang wirausahawan membeli bahan tanpa prediksi untuk jangka waktu yang efektif, karena dalam tahap awal belum tentu ada lonjakan penjualan yang tinggi.

3. Kurangnya keterampilan
                Bisnis sebagai roh dari usaha kecil dan menengah sering kali melupakan aspek rekrutmen dan kualifikasi SDM yang jelas. Sehingga kualifikasi perekrutan SDM tanpa standar minimal mengakibatkan ketidakmampuan SDM untuk mengenal atau mempelajari produk yang harus diproduksi perusahaan tersebut.

4. Tidak adanya produk yang baru
Produk baru dari sisi teknis adalah produk penyempurna dan inovasi. Produk baru bisa diartikan bahwa perubahan teknologi dan tingkat kemapanan ekonomi mempengaruhi permintaan dan peningkatan nilai dari sebuah produk. Dapat diartikan juga mengkostum produk lama menjadi baru, menciptkan produk baru yang berbasis pengembangan produk lama atau produk benar-benar baru namun lahir dari tingginya permintaan pasar.

5. Akses ke pendanaan
Usaha kecil dan wirasuhawan pemula terkadang kurang memahami unsur kewirausahaan dari aspek manajemen keuangan. Bahwa akses pendanaan menjadi kendala dari tingginya permintaan namun kecilnya modal atau modal produksi/modal kerja. Sehingga pengusaha kecil sebaiknya menggunakan rantai distribusi yang pendek dengan jangka pembayaran yang pendek, agar optimalisasi akses pendanan  cepat terpenuhi. 
 
6. Keuntungan yang tidak mencukupi
Strategi bisnis yang mendasari sebagian UKM dan wirausahawan masih berorientasi pada kuanitas penjualan. Demi menarik peminat, terkadang harus menyertakan diskon tinggi, atau dengan kata lain bahwa diskon rate menjadi penentu dari faktor terjualnya barang, padahal biaya produksi justru semakin meningkat. Ini yang terkadang melemahkan usaha menengah dan kecil.  Faktor lain adalah tidak menguasai strategi bisnis berbasis pemasaran efektif, sehingga banyak pengusaha frustasi karena tempo penjualan yang panjang, sehingga dengan harga-harga diskon tersebut menyebabkan keutungan yang minim.

7. Tidak adanya kepercayaan diri
Ketidakpercayaan diri mempengaruhi pelaku UKM untuk tidak berani mengembangkan diri dalam produknya, takut gagal, dan takut tidak laku. Termasuk bahwa merasa tidak mempunyai strategi bisnis yang baik sehingga tidak berani untuk mengajukan kredit ke Bank walaupun peluang sudah ada didepan matapun.

8 . Pemasok yang berbiaya tinggi
Dalam memacu produksi terkadang pengusaha melibatkan banyak upaya dalam penguatan alat, penguatan koneksi dll, Namun lupa membangun hubungan yang baik dengan pemasok. Ketidakbaikan hubungan dengan pemasok karena kurangnya strategi pendekatan memacu pemasok untuk tidak bergantung pada satu sisi penampungnya. Dampaknya ada pada harga, karena bukan harga special relasi. Sehingga bisa dikatakan pelaku usaha kecil terkadang tidak bisa berkembang karena faktor manajemen hubungan dengan pemasok.

9. Hambatan birokrasi
 Birokrasi mampu menghambat pelaku UKM, terutama karena ketidaktahuannya. Semua perizinan benar-benar sosok yang menakutkan dan menyulitkan. Secara budaya di Indonesia memang birokrasi apartur pemerintahan terkadang dibuat rumit oleh pelaku bawahannya, agar menimbulkan peluang kolusi yang mengandung rupiah.

10. Suku Bunga tinggi
Karena suku bunga bank tinggi dan dibarengi dengan kenaikan BBM, tarif listrik dll, pengusaha semakin kesusahan dengan proses cicilan. Begitu juga pelaku UKM yang sedang mengajukan keredit, membayangkan bunga yang harus dibayarkan sudah membuat resah dan khawatir. Keadaan ini harus disikapi pemerintah bersama dengan masyarakat.

7 Tantangan untuk Memulai Wirausaha
Adapun 7 tantangan untuk memulai berwirausaha sebagai berikut:
1.    Tidak mampu melihat potensi masalah yang meningkat
Tentu saja, ide wirausaha Anda terlihat sangat brilian dan tanpa cela saat mereka pertama kali muncul dalam benak Anda. Namun sesungguhnya, potensi masalah akan mulai muncul, dan akan terus meningkat dengan kecepatan mengejutkan, saat Anda mulai memasuki setiap fase berikut ini:
·         Merefleksikan kembali ide wirausaha yang muncul di kepala Anda, dan memvalidasi potensi ide tersebut secara pribadi
·         Berbagi ide wirausaha Anda dengan orang-orang terdekat, tak peduli apakah mereka memiliki pengetahuan yang cukup seputar dunia wirausaha atau tidak
·         Berbagi ide wirausaha dengan orang-orang yang menurut Anda memiliki visi, misi dan pemikiran yang serupa dengan Anda
·         Melakukan riset pasar secara pribadi
·         Merekrut rekan-rekan wirausaha yang nantinya akan Anda bayar (termasuk vendor dan pihak ketiga lainnya)
·         Berbicara dengan propek potensial
·         Berbicara dengan investor potensial

Kenyataannya, jika Anda tidak memahami tingkat potensi masalah di setiap fase yang akan dijalani tersebut, akan menyadarikan bahwa Anda memasuki setiap fasenya dalam keadaan tidak siap, yang akhirnya akan mengantarkan pada kegagalan tak terhindarkan.

2.    Menyalahartikan aktivitas sebagai progress
        Sebagai perintis wirausaha, ada banyak sekali hal yang harus Anda lakukan, dan banyak pula hal yang bisa Anda lakukan, meski awalnya tidak Anda rencanakan. Banyak sekali aktivitas yang telah Anda lakukan, tanpa pemberitahuan sama sekali kepada konsumen potensial Anda. Lebih lucunya lagi, Anda bisa saja melakukan suatu pekerjaan, yang pada akhirnya membuat daftar pekerjaan Anda justru jadi bertambah semakin banyak. Misalnya saja, Anda akhirnya memutuskan untuk mendaftarkan hak paten, bukan hanya satu, namun lima produk sekaligus. Tentunya, hal ini membuat Anda harus bekerja ekstra. Ujung-ujungnya pun, Anda akan dibebani semakin banyak pekerjaan lainnya, misalnya pengurusan berbagai dokumen dan perijinan, yang tentunya memiliki runtutan pekerjaan lainnya (lagi), dan seterusnya.
Yang menyedihkan, seringkali pemilik wirausaha menyalahartikan aktivitas dan pekerjaan-pekerjaan yang padat itu sebagai progress.
Sekedar saran, segala bentuk aktivitas yang tidak menghasilkan nilai tambah yang bisa terukur bagi konsumen Anda harus dipertanyakan. Ada kemungkinan itu semua hanyalah aktivitas yang tidak berujung ke mana-mana.

3.    Kekurangan pencapaian yang berharga
Kecuali jika Anda berhasil menciptakan sebuah produk baru yang sangat mencengangkan, Anda perlu menciptakan sebuah identitas yang akan meningkatkan kredibilitas wirausaha Anda. Publik harus mampu dengan mudah memahami dan mengapresiasi mengapa Anda orang yang tepat untuk membawa bisnis wirausaha ini menuju masa depan yang lebih cemerlang. Jika mereka tidak percaya kepada Anda, tak perlu waktu lama bagi mereka untuk kehilangan kepercayaan mereka pada wirausaha yang Anda rintis juga.
Kenyataannya, publik masih menilai sebuah buku dari sampulnya, dan menilai seorang wirausahawan dari pencapaian-pencapaian berharga yang pernah mereka capai sebelumnya. Jadi, Anda sebaiknya mempersiapkan diri untuk menghadapi hal itu.

4.    Tidak tahu apa yang sebaiknya tidak dilakukan
            Waktu adalah aset paling berharga yang Anda miliki saat ini. Jadi, yang terpenting bagi Anda adalah tidak hanya mengetahui hal-hal apa yang harus Anda lakukan, namun lebih penting lagi adalah, mengetahui apa yang tidak seharusnya Anda lakukan.
Dan, bagaimana Anda bisa mengetahui hal itu? Jawabannya, semua kembali pada pengalaman dan jam terbang Anda.
Namun, mengingat Anda baru pertama kali menjalani bisnis wirausaha, maka tentu saja pengalaman bukanlah kekuatan utama Anda. Jadi, cobalah Anda bertukar pikiran dengan orang-orang yang sudah pernah menjalani bisnis wirausaha sebelumnya, yang sudah berpengalaman, dan mau mengajari Anda.

5.    Tidak mau mengakui kesalahan
Anda harus mulai belajar untuk mengenali kesalahan, mengakuinya, dan melanjutkan pekerjaan lainnya. Saat Anda mengambil sebuah langkah yang keliru, atau menghadapi sebuah hambatan, akan jauh lebih baik jika Anda mengakui kesalahan Anda, dan menyiapkan diri untuk aktivitas-aktivitas lain Anda selanjutnya.
Saat Anda terlalu lama berjibaku dalam mencari siapa yang salah dan siapa yang benar, hanya sekedar untuk melepaskan diri dari ketidaknyamanan berada pada posisi yang disalahkan, sadarilah bahwa dalam posisi ini tidak akan ada yang akhirnya menjadi pemenang. Jika Anda dikelilingi oleh orang-orang yang cerdas, mereka tidak akan menggubris hal ini lebih lanjut; namun, jika orang-orang di sekeliling Anda justru mempermasalahkan siapa yang harus disalahkan jika terjadi kesalahan – dan membuktikan bahwa mereka sebenarnya tidak secerdas yang ingin mereka akui – maka, sebenarnya masalah yang Anda hadapi jauh lebih besar dari yang Anda bayangkan.

6.    Mencoba memperbaiki kelemahan secara instan
Mencoba memperbaiki kelemahan saat pertama kali memasuki dunia wirausaha ibarat mencoba memperbaiki ban yang bocor saat kendaraan Anda masih melaju. Sadarilah bahwa tidak ada masa “uji coba” dalam perintisan bisnis wirausaha. Semuanya sangatlah nyata.
Satu-satunya cara untuk bisa memenangkan permainan ini adalah dengan menggunakan kekuatan Anda, berinvetasi pada kekuatan Anda, dan berinvestasi pada tim yang bisa menutupi kelemahan Anda.

7.    Meyakini bahwa semuanya bisa Anda control
Ini merupakan masalah klasik yang masih terus dihadapi orang yang baru terjun ke dalam dunia wirausaha. Kenyataannya, kepercayaan diri dan kesombongan hanya dipisahkan dengan garis tipis. Anda bisa saja berkilah bahwa Anda memiliki kepercayaan diri yang luar biasa, untuk menutupi keangkuhan Anda, sampai pada akhirnya Anda dipaksa untuk mengakui kesombongan Anda oleh kegagalan. Ada sebuah pepatah dari Afrika yang cocok digunakan untuk menggambarkan situasi ini, dan beberapa skenario lainnya. Pepatah tersebut berbunyi seperti ini: “Jika Anda ingin melaju dengan kencang, berkendaralah seorang diri. Jika Anda ingin melaju dengan jauh, berkendaralah bersama-sama.”
Wirausaha adalah suatu “permainan” yang hanya bisa Anda menangkan dalam jangka panjang. Ini adalah suatu “permainan” yang melibatkan banyak sekali pihak, di luar diri Anda sendiri. Jangan pernah percaya jika ada yang mengatakan bahwa dengan berwirausaha, artinya Anda bisa mengontrol semua hal, dari yang terbesar hingga yang terkecil, seorang diri; tak peduli seberapa cerdasnya dirimu.

Sumber:
http://blog.sribu.com/2013/10/30/7-tantangan-untuk-memulai-wirausaha/

2 komentar: